Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa|| Materi PPKn Kelas 9
Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa
Kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah disetujui oleh
seluruh bangsa Indonesia.
Akan
tetapi, dalam pelaksananya banyak sekali tantangannya.
Fakta
sejarah bangsa kita
Pernah
ada untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
dengan ideologi lainnya.
Upaya
ini dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Meskipun demikian,
tidak berarti menentang terhadap Pancasila sebagai dasar negara sudah berakhir.
Tantangan
Masa Kini dan Masa Depan yang Terjadi dalam Perkembangan Masyarakat Indonesia
dan Dunia Internasional.
Dapat
menjadi tantangan bagi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup.
1. Masa Orde Lama
Pada
masa Orde Lama, kondisi politik dan keamanan di dalam negeri diliputi oleh
keamanan dan kondisi sosial-budaya tergantung dalam peralihan dari masyarakat
terjajah menjadi masyarakat merdeka.
Lama
orde lama adalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila khusus dalam sistem
kenegaraan.
Pancasila
diterapkan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama.
Ada 3
periode penerapan Pancasila yang berbeda, yaitu:
1.
Periode
1945-1950,
2.
Periode
1950-1959,
3.
Dan
periode 1959-1966.
Periode 1945-1950
Pada
periode ini, penerapan Pancasila sebagai landasan negara dan pandangan hidup
mengenai berbagai masalah.
Ada
upaya-upaya untuk menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa.
Upaya-upaya
tersebut terlihat dari gerakan-gerakan pemberontakan yang mendukung menganti
Pancasila dengan ideologi lainnya.
Ada
dua pemerontakan yang terjadi pada periode ini yaitu:
1). Pemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun terjadi pada tanggal 18 September
1948.
Pemberontakan
ini dipimpin oleh Muso. Tujuannya adalah mengumpulkan Negara Soviet
Indonesia yang berideologi komunis.
Dengan
kata lain, pemberontakan ini akan menggantikan Pancasila dengan paham
komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya bisa digagalkan.
2). Pemberontakan
Darul Islam / Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo.
Pemberontakan
ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo
pada tanggal 17 Agustus 1949.
Tujuan
utama didirikannya NII adalah untuk menggantikan Pancasila sebagai dasar negara
dengan syari'at islam.
Upaya
penumpasan pemberontakan ini membutuhkan waktu yang cukup
lama. Kartosuwiryo bersama para pengikutnya baru bisa ditangkap pada
tanggal 4 Juni 1962.
Pada periode 1950-1959
Pada
periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi dalam penerapannya lebih
diarahkan seperti ideologi leberal.
Hal
ini dapat dilihat kembali dalam penerapan sila empat yang tidak lagi berjiwakan
musyawarah mufakat, tersedia suara terbanyak (voting).
Pada
periode ini persatuan dan ikatan mendapat tantangan yang berat dengan
perlawanan pemberontakan.
1.
Republik
Maluku Selatan (RMS),
2.
Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan
3.
Perjuangan
Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin melepaskan diri dari NKRI.
Dalam
bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan pemilu 1955 yang terpilih
paling demokratis.
Hanya
anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang Dasar
seperti yang diharapkan.
Hal
ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan
pemerintahan mengeluarkan.
Dekrit
Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, Undang-Undang Dasar Tahun 1950
tidak berlaku, dan kembali ke Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Kesimpulan
yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila yang
diajukan sebagai ideologi liberal yang disetujui tidak terjamin pemerintahan.
Periode 1956-1965
Periode
ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi tidak
tergantung pada kekuasaan rakyat sehingga memimpin adalah nilai-nilai Pancasila
tetapi tergantung pada kekuasaan pribadi Presiden Soekarno.
Terjadilah
berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi.
Mengalihkan
Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presiden seumur hidup, dan
diserahkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata tidak cocok untuk
NKRI.
Terbukti
ada kemerosotan moral di sebagian besar masyarakat yang tidak lagi hidup
bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan meminta untuk memperoleh Pancasila
dengan ideologi lain.
Pada
periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang
dipimpin oleh DN Aidit.
Tujuan
pemberontakan ini dikembalikannyaa Negara Soviet di Indonesia serta mengganti
Pancasila dengan paham komunis.
Pemberontakan
ini bisa digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi
hukuman sesuai dengan tindakannya.
Era
demokrasi terpimpin di bawah pimpinan Presiden Soekarno mendapat tamparan yang
keras kompilasi mengingat tanggal 30 September 1965. Yang disinyalir didalangi
oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pemberontakan
PKI ini membawa hasil yang teramat fatal bagi partai itu sendiri. yaitu
partai tersisihkannya tersebut dari arena perpolitikan Indonesia.
Begitu
juga dengan Presiden Soekarno yang berkedudukan sebagai Pimpinan Besar Revolusi
dan Panglima Angkatan Perang Indonesia.
Pada
tahun 1967, sampai pada akhirnya ia tersingkir dari arena perpolitikan
nasional.
Era
baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat
antara tahun 1966-1968.
Ketika
Jenderal Soeharto terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Era yang
kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi
utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 dengan murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat
Indonesia.
Dengan
visi tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan bagi rakyat Indonesia,
yang berkaitan dengan perubahan politik.
Dari
yang menantang otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden
Soekarno menjadi lebih demokratis.
2.
ORDE BARU
Harapan
rakyat demikian tentu saja ada artinya. Presiden Soeharto sebagai tokoh
utama Orde Baru melihat rakyat sebagai sesosok manusia yang mampu mengeluarkan
bangsa ini dari keterpurukan.
Hal
ini karena dia berhasil membubarkan PKI, yang menjadikannya sebagai musuh utama
negara ini.
Selain
itu, beliu juga berhasil menciaptakan keamanan dalam negeri pasca pemberontakan
PKI dalam waktu yang relatif singkat.
Itulah
beberapa anggapan yang menjadi dasar kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan
Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Harapan
rakyat tidak sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada perubahan
yang subtantif dari kehidupan politik Indonesia.
Antara
Orde Baru dan Orde Lama sebenarnya sama saja (sama-sama otoriter).
Dalam
perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, pemerintahan Presiden merupakan
pusat proses politik di Indonesia.
Lembaga
Kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya baik yang
mendukung infrastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK dan MA) maupun yang membangun
infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya).
Selain
itu, Presiden Soeharto juga memiliki legalitas yang tidak dimiliki oleh
Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima Tertinggi
ABRI.
3. Masa Reformasi
Pada
masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai landasan negara dan pandangan hidup
bangsa terus menempuh berbagai tantangan.
Penerapan
Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang
ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
Akan
tetapi lebih dihadapkan pada kehidupan masyarakat yang diwarnai oleh kehidupan
yang serba bebas.
Kebebasan
yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia saat ini memuat berbagai
macam bentuk mulai dari kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi dan
sebagainya.
Kebebasan
tersebut di satu sisi dapat memacu kreatifitas masyarakat, tetapi disisi lain
juga bisa mendatangkan dampak negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri.
Banyak
hal negatif yang timbul akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas,
seperti kebebasan pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak beretika, dapat
dipertanyakan, dan sebagainya.
Tantangan
lain dalam penerapan Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa
persatuan dan hubungan antara sesama bangsa saat ini yang ditandai dengan:
Adanya
konflik di beberapa daerah, tawuran antar pelajar, tindak kekerasan yang
diambil sebagai alat untuk menyelesaikan masalah dan sebagainya.
Peristiwa-peristiwa
tersebut memiliki banyak korban jiwa antar sesama warga negara dalam kehidupan
masyarakat.
Seolah-olah
wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih
mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian,
selain dua tantangan tersebut, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada
perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar, serta berpacunya pembangunan
bangsa-bangsa.
Dunia
saat ini sedang berlangsung dalam gerakan mencari tata hubungan baru, baik di
lapangan politik, ekonomi maupun pertahanan keamanan.
Karena
bangsa-bangsa di dunia semakin memperdebatkan mereka saling membutuhkan dan
saling bergantung satu sama lain
Namun
persaingan antar kekuatan-kekuatan besar dunia dan perebutan pengaruh masih
berkecamuk.
Salah
satu cara untuk menanamkan pengaruh pada negara lain adalah melalui penyusupan
ideologi. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kewaspadaan
dan kesiapan harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan ideologi lain
yang tidak sesuai dengan Pancasila.
Hal
ini lebih penting artinya, karena sebagian besar bangsa kita termasuk masyakat
berkembang.
Masyarakat
yang kita cita-citakan belum terwujud, nyata tidak mampu memberikan kehidupan
yang lebih baik sesuai dengan cita-cita bersama.
Keadaan
ini sadar atau tidak sadar, terbuka akan membantu kita berpaling dari Pancasila
dan mencoba membangun masa depan dengan diilhami oleh suatu pandangan hidup
atau dasar negara yang lain.
Tidak ada komentar untuk " Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa|| Materi PPKn Kelas 9"
Posting Komentar